Targetku, apa kabarmu?
Gara-gara mengejar dirimu tanpa terasa aku mulai menghitung-hitung amalan ibadahku. Gara-gara mengejar kamu, aku jadi tak merasakan indahnya firman-Nya ketika bibir ini membaca Alqur'an. Gara-gara mengejar kamu, aku jadi gelisah.
Ah, target.
Aku jadi gelisah karena belum bisa memenuhi target yang telah aku buat sebelum bulan mulia ini tiba. Aku jadi gelisah karena belum bisa mengejar bahkan mendekati dirimu. Aku jadi gelisah karena tanpa sadar sekarang aku jadi perhitungan dengan Tuhanku sendiri.
Duh, target.
Apa aku salah telah menetapkan kamu untuk aku kejar di bulan ini? Tidak begitu juga bukan? Bukankah terget yang aku buat hanya untuk mengukur dan memotivasi diri ini? Target yang aku buat hanya bertujuan untuk lebih memanfaatkan bulan Mulia ini dengan maksimal. Tapi, mengapa jadi begini?
Ah, target...
Ternyata meski syetan sedang dibelenggu di bulan suci ini, mereka tetap bisa menggodaku. Begitu halus, halus sekali. Mereka membuatku terus saja menghitung-hitung lembaran mushaf yang telah aku baca, kurang berapa halaman lagi, berapa juz lagi, dan seterusnya. Dan akhirnya, aku tak merasakan indahnya ayat-ayat Allah itu ditelinga dan hati ini.
Ah, targetku...
Mungkin aku akan meninggalkan kamu. Biarlah aku melakukan semua amalan ibadah dengan hati ini. Tanpa hitung-hitung dan ukur-ukur. Biarlah aku melakukannya dengan segala keikhlasanku, tanpa harus peduli orang tahu tentang targetku. Biarlah aku mendekati Tuhanku, Allahu Rabbi, dengan segala kemampuanku.
