Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Kamis, 13 Desember 2012 - 0 komentar

Demonstrasi Kepala Desa (Demi Rakyat atau Resahkan rakyat)

Habis baca status FB seorang teman. Dia kesal dengan kemacetan yang terjadi di Senayan dan sekitarnya. Ya, saat ini memang ada unjuk rasa para Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya. Mereka mendesak DPR untuk segera mengesahkan RUU desa atau apa gitu. Entahlah, saya tidak terlalu paham.

Kalau saya pribadi sih sebenarnya setuju-setuju saja ada unjuk rasa atau demo itu. Karena memang pemerintah kita itu agak susah mendengarkan aspirasi rakyat. Jadi, biar cepat ditanggapi, unjuk rasa adalah senjata terakhir. Meskipun begitu, tanggapannya juga terkadang atau malah sering tidak sesuai dengan apa yang pengunjuk rasa inginkan.

Tetapi, yang sangat disayangkan adalah tindakan anarkis dari para pengunjuk rasa. Merusak fasilitas dan sarana publik, kenapa harus demikian? Bukankah semua perusakan itu yang rugi kita-kita juga, rakyat? Semua sarana itu dibangun dari uang rakyat juga bukan? Lalu untuk apa kita berunjuk rasa jika akhirnya juga merugikan kita sendiri. Belum lagi kemacetan yang terjadi. Dari berita yang saya baca detik.com, lalu lintas macet total pagi tadi dari arah Cawang-Grogol dan sebaliknya, Tol Cikampek dari Bekasi, Jatiwaringin sampai Senayan itu juga macet total.  Nah, lagi-lagi kita rakyat juga yang rugi bukan?

Jadi, sebenarnya mereka-mereka yang berunjuk rasa itu sedang berjuang untuk kepentingan rakyat atau kepentingan pribadi? Karena jika dilihat dari cara berjuangnya justru merugikan kepentingan rakyat yang lain. Bangsa kita ini sudah carut marut, kenapa harus ditambah dengan hal-hal seperti ini. Berunjuk rasa atau berdemo sajalah yang tertib. 

Yang lebih menjijikkan ketika membaca soal demo hari ini adalah adanya pendemo yang buang air kecil sembarangan. Mereka melakukan aksi memalukan itu digerbang gendung DPR. Tidakkah mereka merasa malu? Apakah mereka tidak mengerti tentang thoharoh? Nah, jika orang-orang yang soal thoharoh saja tidak mengerti, lantas apa sebenarnya mereka juga paham tentang perjuangan demi rakyat? Saya justru meragukannya.
Foto:  (Juwari/detikcom)

Sudah membuat kemacetan, merusak fasilitas umum, mencemarkan lingkungan, masihkah ini disebut dengan perjuangan demi rakyat? Anda yang menilai.









Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta