Di awal hanya ada Allah saja yang
kemudian membangun Arsy-Nya. Kemudian Dia isi langit dan bumi dengan semua
pernak-perniknya. Begitu juga dengan kita. Awalnya hanya ada hati yang bersih
dan putih, belum mengerti apa itu sakit, bahagia, sedih atau perih melanda. Kitalah
yang mengisi sendiri kehidupan kita dan kemudian berdampak terhadap suasana
hati.
Saat hati begitu merasa bahagia,
pastinya ada hal baik yang memang kita inginkan telah terjadi. Namun jika ada
hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita maka rasa kesal, marah, perih,
sedih, galau dan entah rasa apalagi yang tidak baik hadir.
Jadi semua berawal dari kita
sendiri. Ingin menciptakan apa untuk hidup ini. Bahagiakah? Atau justru ingin
terus larut dalam kesedihan dan suasana tidak nyaman. Ciptakan sendiri
kebahagiaan itu.
Sejatinya, kebahagiaan tergantung dari apa orientasi kita dalam hidup. Jika mempunyai orientasi dalam menjalani kehidupan ini hanya untuk materi di dunia, maka itulah yang akan kita dapat. Dan jika orientasi akhir dalam hidup kita adalah Allah, maka bukan hanya dunia tetapi juga akhirat kita akan berlimpah kebahagiaan dalam dekapan-Nya.
Sesungguhnya segala sesuatu bersumber pada Allah.
Ketika kita menginginkan sesuatu, kita wajib berusaha. Allah yang menentukan
hasilnya. Jika kita tidak mengembalikan segalanya kepada Allah, maka kecewa
yang akan menghampiri.
0 komentar:
Posting Komentar