Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Sabtu, 12 Januari 2013 - , 0 komentar

Simpatimu Bagai Belati

Ada dua orang perempuan yang telah lama tidak jumpa bertemu kembali di suatu acara. Perempuan yang satu bertanya ke perempuan satunya lagi dengan penasaran yang luar biasa atau mungkin karena rasa simpatinya.

"Kamu tuh nunggu apa lagi sih Za, mau sampai kapan sendirian terus? Aku heran deh, kamu itu cantik pasti ga susah kan buat dapetin cowo?"

Za, perempuan yang ditanya hanya tersenyum misterius. Kemudian menjawab dengan manis.

"Yah, minta doanya saja ya, semoga disegerakan oleh Allah."

( Masalah selesai)

                                                                           ***

Dilain waktu di sebuah reuni sekolah.

"Zaaa, kapan nikah? Inget umur woy! ucap seorang teman sambil tertawa.

"Wah Za, lihat kita-kita dong sudah bawa gendongan semua, awas jadi perawan tua loh! satu lagi temannya berkata sambil mengelus bahunya. Mungkin itu wujud simpatinya.

"Sumpah Za, gue ga ngerti ama elu. Secantik elu masa iya ga ada yang mau. Pasti pilih-pilih nih! Satu lagi ucapan temannya dengan serius dan simpati, mungkin.

Dan siempunya nama Za hanya tersenyum menahan sesak di dadanya.

"Minta doanya saja ya teman-teman."

(Masalah selesai -saat itu-)

                                                                               ***

Di hari raya. Seorang perempuan paruh baya memulai sebuah percakapan.

"Ini lagi si Za, udah tua ga nikah-nikah juga. Nunggu ape sih lo? Ga malu apa nanti diomongin orang-orang jadi perawan tua! Tante heran deh."

Za hanya tersenyum dan menjawab, " doanya saja Tan."

Masalah selesai? Tidak. Masalah baru saja dimulai.

Seorang wanita yang disebut Ibu dengan menahan amarah berkata, "Jadi mau kamu gimana? Saya panggil orang yang lewat di jalan kemudian saya bilang, Mau nikah dengan anak saya ga? Gitu!"

Suasana menjadi hening.  Keakraban dan senyuman hilang. Semua menjadi kaku untuk bergerak.

                                                                        ***

Di sebuah rumah sakit.

"Jangan lupa obatnya ya mbak Za, mbak mesti semangat melawan kanker di tubuh mbak, kita berusaha sekuat mungkin. Harus tetap optimis ya mbak Za. Saya senang melihat pasien seperti mbak Za yang tetap semangat menjalani hari-hari, begini terus ya mbak?" Kita berusaha dan berdoa terus ya mbak. Saya berdoa semoga mbak Za lekas pulih."

"Terima kasih Dok, saya masih semangat kok. Masa baru dikasih kanker aja udah nyerah hehehe..."

"Wah, bagus mbak, begini terus ya.Tetap semangat."

Dalam hati sang dokter berkata, semoga lekas pulih mbak, dan mendapat pendamping hidup yang terbaik.

Kalimat itu diucapkan dalam hati, hanya dalam hati. Kalimat yang lebih mengarah ke doa dan harap.

Kalimat yang diucapkan dengan halus dan penuh rasa simpati oleh seorang dokter kepada Za. Simpati yang sesungguhnya, bukan simpati yang dibuat-buat. Bukan simpati yang membuat sesak di dada. Bukan simpati yang rasanya justru menusuk seperti belati.


The end
                                                               ***

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta