Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Rabu, 18 Juli 2012 - , 0 komentar

Ramadhan Penuh Cinta

Ramadhan sudah di depan mata. Pasti banyak rencana dan agenda yang berseliweran di pikiran. Rencana-rencana kebaikan untuk mengisi bulan yang penuh dengan keberkahan. Rencana yang menjadikan kita menjadi hamba yang semakin takwa. InsyaAllah...

Ramadhan adalah bulan cinta. Bulan dimana saatnya kita menabur bahkan menyebar cinta. Bulan yang membuat orang enggan bahkan malas untuk sekedar 'bertaring'. Bulan yang penuh dengan senyuman dan kebaikan.

Ramadhan adalah bulan yang paling mulia. Alangkah bodohnya jika waktu yang hanya satu bulan ini terlewati dengan sia-sia. Alangkah meruginya jika tidak bisa memanfaatkan waktu di bulan ini dengan maksimal. Betapa banyak jamuan yang Allah berikan untuk kita, hamba-Nya.

Ramadhan setiap tahun selalu hadir menyapa. Tetapi sudahkah kita manfaatkan waktu mustajab ini dengan baik? Apakah masih akan sama dengan tahun-tahun lalu. Tak adakah peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah kita? Tidak ada yang bisa menjamin bahwa tahun depan kita bisa merasakan Ramadhan lagi. Untuk itu, membuat rencana yang lebih baik dari tahun kemarin adalah satu hal yang harus dipikirkan. Rencana dan agenda yang lebih dahsyat dari tahun kemarin. Rencana yang tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga kebaikan orang banyak.

Ramadhan..Ahlan wa Sahlan...kami selalu merindukanmu.


Jumat, 13 Juli 2012 - 0 komentar

Siapakah Aku?

Aku adalah tamu,
yang selalu datang setiap tahun sekali.

Aku datang untuk memberikan keberkahan kepada Anda.
Aku datang untuk membantu Anda agar Anda bahagia di rumah-rumah Anda, dan di kantor-kantor Anda
Aku datang untuk menjaga Anda dari dosa, agar Anda menjadi pribadi yang bersih.

Aku datang untuk menyediakan pahala yang banyak, berlipatganda, agar Anda bisa menutupi kekurangan Anda selama bertahun-tahun yang lalu
Aku datang untuk mengkondisikan Anda agar Anda selamat dari api neraka.
Siapakah Aku?

Aku adalah Ramadhan


(Dr. Amir Faishol Fath, MA)
- , 1 komentar

Mari Berkaca, Kita Sudah Berbuat Apa Buat Bangsa?

Miris melihat berita yang beredar setelah PILKADA DKI ini. Tak banyak berita atau komentar yang menanggapi topik berita yang tayang di banyak situs. Komentar-komentar dengan akun anonim mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak mendidik sama sekali. Kata-kata makian dengan menyebut nama binatang atau bahkan alat kelamin begitu mudah mereka lontarkan.

Padahal kalau mau ditilik, terkadang apa yang mereka ucapkan hanya berdasarkan asumsi mereka saja. Tidak semuanya analisis mereka benar. Meski banyak juga yang benar. Tetapi sebagai muslim, apakah ini dibenarkan? Menjelekkan saudara sendiri dengan kata-kata yang tidak pantas. Apakah tidak bisa mengkritik dengan bahasa yang sopan?

Kita sebagai orang biasa (rakyat) memang begitu mudah mengkritik. Pemimpin yang kurang inilah, kurang itulah, beginilah, begitulah, dan sebagainya. Tidak salah memang mengkritik, demi kebaikan negara ini. Tetapi ada cara dan etikanya buat kita yang beragama. Bukan dengan memaki di balik monitor dengan kata-kata kotor.  Ingatlah, Allah Maha Melihat dan Mendengar, termasuk sederetan kalimat yang berseliweran di dunia maya ini. 


Mari berkaca, saya dan anda, sudah banyakkah/adakah kontribusinya untuk negara ini? Bahkan mungkin sebagian besar kita, jangankan untuk negara, untuk tetangga lingkungan RW saja belum berkontribusi apa-apa. Selama ini masih tenggelam dalam kepentingan pribadi dan keluarga saja.

Mari berkaca, sudah bermanfaatkah diri kita ini untuk orang lain?

Mari berkaca, sudah lebih baikkah diri kita ini dari para elite politik di sana?

Mari berkaca, sudah berapa lembar list yang ada pada diri ini untuk kebaikan bangsa dan negara? Atau bahkan masih kosong?

Mari berkaca, apakah akhlak kita lebih baik dari mereka di sana?

Mari berkaca, sudah berapa tetes keringat kita korbankan untuk negara ini? Belum adakah?

Mari berkaca, sudah berapa rupiah uang kita korbankan untuk membantu bangsa ini?

Mari berkaca, rutinkah disetiap sepertiga malam berdoa untuk kebaikan negara ini?

Mari berkaca, pernahkan kita sebut nama pemimpin kita dalam setiap do'a, agar bisa memimpin kita dengan lebih baik?

Mari berkaca, setiap kritik yang kita lontarkan apakah kritikan membangun atau hanya sumpah serapah?

Mari berkaca, kita adalah manusia yang penuh dengan segala khilaf.

Dan ingatlah, setiap kata yang terlontar ada pertanggungjawabannya kelak, di Yaumil Akhir.

Mari belajar berucap dan bertutur yang baik, agar anak-anak dan remaja penerus bangsa ini juga dapat meniru. Jangan wariskan sumpah serapah, perkataan kotor dan makian untuk mereka. Mungkin negara ini belum beranjak baik karena memang kita juga belum baik dari bertutur kata. Semoga kelak, setahun, dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau mungkin dua puluh tahun lagi kejayaan itu baru akan kita raih. Jika bukan kita yang merasakan, mungkin melalui anak-anak penerus kita.

 
Mari tetap semangat memperbaiki diri. Mari berkaca...
Kamis, 12 Juli 2012 - 0 komentar

Nasehat Ustad Hidayat

Ada saat, suatu titik yang mempertemukan kita dalam sebuah jalan perjuangan dan mengisi catatan kehidupan dalam ranah idealisme. Yang mengingatkan kita akan visi perubahan untuk Jakarta yg kita cintai. Padatnya aktivitas perjuangan ini mungkin melebihi jadwal ketika bercengkerama dengan keluarga dan itu tak menjadi halangan untuk terus melangkah. Mempertahankan cahaya nurani agar diri mampu menapak surga. Agar tetap menjadi bintang yang menerangi kegelapan.

Perjuangan ini telah menjadi saksi kehidupan untuk merajut mimpi untuk sebuah perubahan. Mimpi- mimpi menjadi sang al banna. Yakinlah Batik Beresin Jakarta akan selalu memeriahkan aktivitas kita sampai kapanpun.

Saudaraku, adalah sebuah kehormatan dapat mengenal dan berjuang bersama kalian yang dalam lelahnya masih dapat tetap berupaya, tidak hanya bisa bicara tapi juga bekerja. Tidak hanya mengkritisi tapi juga memberi solusi. Tidak merasa rendah ketika dihina, dan tidak merasa tinggi bila dipuji, yang telah menjadikan Perjuangan sebagai urusan keluarganya

Saudaraku, tetaplah berdiri tegak karena kalian adalah petarung....
Teruslah bergerak karena kalian adalah pejuang....
Masih banyak tugas lain menanti kita.

Terima kasih Sahabat Hidayat + Didik untuk Perjuangan ini, semoga Allah mencatatkannya sebagai amal bagi kita semua. Aamiin.


Rabu, 04 Juli 2012 - 0 komentar

Susahnya Kontinuitas

Mengapa untuk konsisten itu diriku susah sekali? Menjaga sesuatu amalan dengan ritme yang teratur sedikit demi sedikit itu susah. Padahal kontinuitas itulah yang menjadi kunci untuk menjaga kestabilan prodiktivitas seorang hamba. Lebih baik amalan dilakukan sedikit demi sedikit tetapi kontinyu dari pada dengan 'borongan' kemudian esoknya menghilang. Dan yang seperti itulah yang disukai oleh Allah. Sedang aku? Oh No....!

Mengapa oh mengapa?



~4 Juli 2012, 23.20 WIB~

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta