Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Jumat, 13 Juli 2012 - , 1 komentar

Mari Berkaca, Kita Sudah Berbuat Apa Buat Bangsa?

Miris melihat berita yang beredar setelah PILKADA DKI ini. Tak banyak berita atau komentar yang menanggapi topik berita yang tayang di banyak situs. Komentar-komentar dengan akun anonim mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak mendidik sama sekali. Kata-kata makian dengan menyebut nama binatang atau bahkan alat kelamin begitu mudah mereka lontarkan.

Padahal kalau mau ditilik, terkadang apa yang mereka ucapkan hanya berdasarkan asumsi mereka saja. Tidak semuanya analisis mereka benar. Meski banyak juga yang benar. Tetapi sebagai muslim, apakah ini dibenarkan? Menjelekkan saudara sendiri dengan kata-kata yang tidak pantas. Apakah tidak bisa mengkritik dengan bahasa yang sopan?

Kita sebagai orang biasa (rakyat) memang begitu mudah mengkritik. Pemimpin yang kurang inilah, kurang itulah, beginilah, begitulah, dan sebagainya. Tidak salah memang mengkritik, demi kebaikan negara ini. Tetapi ada cara dan etikanya buat kita yang beragama. Bukan dengan memaki di balik monitor dengan kata-kata kotor.  Ingatlah, Allah Maha Melihat dan Mendengar, termasuk sederetan kalimat yang berseliweran di dunia maya ini. 


Mari berkaca, saya dan anda, sudah banyakkah/adakah kontribusinya untuk negara ini? Bahkan mungkin sebagian besar kita, jangankan untuk negara, untuk tetangga lingkungan RW saja belum berkontribusi apa-apa. Selama ini masih tenggelam dalam kepentingan pribadi dan keluarga saja.

Mari berkaca, sudah bermanfaatkah diri kita ini untuk orang lain?

Mari berkaca, sudah lebih baikkah diri kita ini dari para elite politik di sana?

Mari berkaca, sudah berapa lembar list yang ada pada diri ini untuk kebaikan bangsa dan negara? Atau bahkan masih kosong?

Mari berkaca, apakah akhlak kita lebih baik dari mereka di sana?

Mari berkaca, sudah berapa tetes keringat kita korbankan untuk negara ini? Belum adakah?

Mari berkaca, sudah berapa rupiah uang kita korbankan untuk membantu bangsa ini?

Mari berkaca, rutinkah disetiap sepertiga malam berdoa untuk kebaikan negara ini?

Mari berkaca, pernahkan kita sebut nama pemimpin kita dalam setiap do'a, agar bisa memimpin kita dengan lebih baik?

Mari berkaca, setiap kritik yang kita lontarkan apakah kritikan membangun atau hanya sumpah serapah?

Mari berkaca, kita adalah manusia yang penuh dengan segala khilaf.

Dan ingatlah, setiap kata yang terlontar ada pertanggungjawabannya kelak, di Yaumil Akhir.

Mari belajar berucap dan bertutur yang baik, agar anak-anak dan remaja penerus bangsa ini juga dapat meniru. Jangan wariskan sumpah serapah, perkataan kotor dan makian untuk mereka. Mungkin negara ini belum beranjak baik karena memang kita juga belum baik dari bertutur kata. Semoga kelak, setahun, dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau mungkin dua puluh tahun lagi kejayaan itu baru akan kita raih. Jika bukan kita yang merasakan, mungkin melalui anak-anak penerus kita.

 
Mari tetap semangat memperbaiki diri. Mari berkaca...

1 komentar:

Anonim 13 Juli 2012 pukul 09.49

yup betuuuul, mari ngaca :D

Posting Komentar

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta