Galau adalah suatu kondisi yang menyerang jiwa sehingga merasa tidak
nyaman dan rileks. Kondisi yang disebabkan hadirnya pikiran-pikiran yang
membelenggu kekuatan jiwa dan fisik. Belenggu yang berbahaya karena dapat
mengikat kita untuk berkembang. Dan semakin membuat kita lemah tak berdaya.
Galau hadir karena adanya dugaan atau prediksi yang buruk terhadap sesuatu yang akan terjadi diikuti dengan rasa takut dan was was. Dugaan yang belum tentu kebenarannya. Padahal sebagai manusia kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi sebelumnya. Galau menjadikan seseorang menjadi lumpuh dan tak berdaya. Lumpuh akan harapan dan tak berdaya akan masa depan.
Dampak galau sangat luar biasa pada kehidupan seseorang. Dengan hadirnya galau dalam hati seseorang maka akan membuat ia resah dan putus asa. Keresahan akan membuat seseorang merasa tidak stabil (labil) sehingga ia akan sulit menapak dengan mantap dan percaya diri. Ia akan membuat sesuatu yang ia rancang sendiri demi kenyamanan sesaat.
Sebagai contoh, seorang remaja yang akan menempuh ujian namun belum merasa siap dan tuntas belajar akan timbul rasa resah di hatinya. Ia resah karena menduga bahwa tidak akan dapat menjawab soal ujian dengan baik karena belum siap.Ia akan mencari cara yang membuatnya nyaman untuk hasil akhirnya nanti. Maka dalam kegalauannya ia berpikir akan mencontek waktu ujian nanti. Bagaimanapun caranya ia harus bisa menjawab soal-soal ujian dengan baik. Ia merasa putus asa karena tak ada cara lain lagi yang lebih baik selain mencontek. tak ada waktu untuk mengulang waktu kembali. Itulah tindakan yang ia ambil dalam keresahan.
Keresahan yang kita rasakan akan membuat kita lemah secara fisik dan psikis. Keresahan itu menyedot energi dari tubuh kita karena timbul emosi-emosi yang pelan-pelan merampas kekuatan kita. Sungguh, rasa resah, cemas, gelisah -galau- ini hanya membawa dampak negatif buat kehidupan seseorang. Tidak ada satu pun nilai positifnya.
Dengan lemahnya fisik dan psikis juga akan berdampak terhadap keimanan seseorang. Kekuatan iman kita juga otomatis akan mengendur. Dengan mengendurnya iman maka kita perlahan akan rentan dan semakin tak berdaya menapaki kehidupan. Maka kehancuran siap menghadang.
*ditulis 12 maret 2012; 22:27
Galau hadir karena adanya dugaan atau prediksi yang buruk terhadap sesuatu yang akan terjadi diikuti dengan rasa takut dan was was. Dugaan yang belum tentu kebenarannya. Padahal sebagai manusia kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi sebelumnya. Galau menjadikan seseorang menjadi lumpuh dan tak berdaya. Lumpuh akan harapan dan tak berdaya akan masa depan.
Dampak galau sangat luar biasa pada kehidupan seseorang. Dengan hadirnya galau dalam hati seseorang maka akan membuat ia resah dan putus asa. Keresahan akan membuat seseorang merasa tidak stabil (labil) sehingga ia akan sulit menapak dengan mantap dan percaya diri. Ia akan membuat sesuatu yang ia rancang sendiri demi kenyamanan sesaat.
Sebagai contoh, seorang remaja yang akan menempuh ujian namun belum merasa siap dan tuntas belajar akan timbul rasa resah di hatinya. Ia resah karena menduga bahwa tidak akan dapat menjawab soal ujian dengan baik karena belum siap.Ia akan mencari cara yang membuatnya nyaman untuk hasil akhirnya nanti. Maka dalam kegalauannya ia berpikir akan mencontek waktu ujian nanti. Bagaimanapun caranya ia harus bisa menjawab soal-soal ujian dengan baik. Ia merasa putus asa karena tak ada cara lain lagi yang lebih baik selain mencontek. tak ada waktu untuk mengulang waktu kembali. Itulah tindakan yang ia ambil dalam keresahan.
Keresahan yang kita rasakan akan membuat kita lemah secara fisik dan psikis. Keresahan itu menyedot energi dari tubuh kita karena timbul emosi-emosi yang pelan-pelan merampas kekuatan kita. Sungguh, rasa resah, cemas, gelisah -galau- ini hanya membawa dampak negatif buat kehidupan seseorang. Tidak ada satu pun nilai positifnya.
Dengan lemahnya fisik dan psikis juga akan berdampak terhadap keimanan seseorang. Kekuatan iman kita juga otomatis akan mengendur. Dengan mengendurnya iman maka kita perlahan akan rentan dan semakin tak berdaya menapaki kehidupan. Maka kehancuran siap menghadang.
*ditulis 12 maret 2012; 22:27
0 komentar:
Posting Komentar