Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Sabtu, 21 April 2012 - 0 komentar

Tanyakan Pada Hatimu



foto: green-cups.blogspot.com
Ribuan sudah kalimat-kalimat motivasi dibaca, training motivasi diikuti dan sejuta acara televisi tentang motivasi ditonton. Gelora semangat sangat terasa ketika selesai menerima semua materi tentang motivasi. Jantung berdebar lebih cepat karena merasa tak sabar ingin segera berlari melakukan semua yang keluar dari lisan sang motivator.

Dalam waktu singkat ada banyak ide dan pemikiran yang brilian hinggap di otak. Ada banyak rencana yang tertunda ingin segera dilaksanakan. Ada banyak mimpi yang ingin segera terealisasi.

Namun, begitu akan memulainya mengapa terasa sulit. Apa sebenarnya yang menghalangi kita melakukan action?

Mimpi yang ada akan terus menjadi mimpi. Cita-cita hanya sekedar khayalan. Dan semua rencana tetap menumpuk di kepala tanpa ada realisasi nyata. Semua menumpuk dan mengakumulasi menjadi satu hingga memancing tubuh untuk bereaksi dan menghasilkan satu ikatan kimia baru, galau.

Motivasi yang diperoleh hanya   menjadi hembusan angin yang lewat sejenak. Hinggap sejenak di kepala untuk memberikan kesejukan karena gerah akan kehidupan. Namun, begitu matahari membagi semua panasnya, kembali gerah menyapa. Semua seolah  hanya hiburan dikala penat. Tak jauh beda ketika menonton acara komedi yang bisa memancing tawa.

Mengapa bisa  begitu? Apakah yang salah? Siapa yang harus dipertanyakan? Mereka sang motivator atau Tuhan?

Terlebih yang membuat frustasi adalah ketika  akan mengimplementasikan semua kata-kata mutiara yang di dapat, justru bingung melanda. Harus apa, bagaimana,seperti apa? Mendadak semua teori yang tadinya begitu mudah menjadi begitu sulit ketika akan action.

Ada apa?

Lagi-lagi tanya melanda. Bingung menyapa. Gelisah mendera. Dan di saat galau tadi hinggap, maka motivator-motivator hebat itu mendapat cela, bahwa hidup tak semudah lisan mereka. Terlontar kata-kata yang tak semestinya terhadap mereka si pemacu semangat. Padahal mereka menyampaikan apa yang mereka tahu. Berbagi apa yang semestinya harus dibagi. Mereka menyampaikan apa yang sudah mereka lakukan. Teori-teori mereka tentang hidup dan kehidupan sebagian besar mereka jalankan. Mungkin sama dengan yang orang lain jalankan. Tapi mungkin ada satu yang membedakan dengan kita. Apa? Tanya kenapa?

Dan Tuhan. Adakah "urusannya" dengan impian dan semua keinginan kita? Bukankah semua "keputusan itu" (action) ada ditangan kita? Tuhan tidak perduli dengan semua mimpi dan tujuan kita. Bahkan dalam hidup ini kita punya mimpi atau tidak, punya tujuan atau tidak, Tuhan tetap dengan Ketuhanan-Nya. Bukankah semua yang kita dapat sesuai dengan yang kita usahakan? Tuhan hanya memberikan sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan.

Jadi, apa yang menghalangi kita untuk melakukan action? Apa yang membedakan para motivator itu menjalankan kehidupannya menggapai mimpi?

Jawabannya ada dalam hati dan pikiran kita sendiri. Istafti Qalbak, tanyakan pada hati sanubarimu! Bukan pada apa dan siapa. Terlebih pada Tuhan. Lagi-lagi Tuhan tidak perduli dengan semua mimpi dan keinginan kita. Semoga kita (khususnya saya) cepat tersadar bahwa sebenarnya semua begitu sederhana untuk melangkah.

Mari mencoba melangkah meski perlahan. Lakukan meski kecil, dari pada tidak sama sekali. Do the best! Bismillaaah...



~catatan penyemangat diri sendiri, sabtu, kartini's day 2012, 15.00 WIB~

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta