Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Selasa, 08 Mei 2012 - 1 komentar

Mahar Wanita Indonesia Terlalu Murah (Bodoh atau terlalu Sholihah?)


Saya Teringat isi ceramah seorang ustad di salah satu masjid di Jakarta Timur. Ustad tersebut membahas tentang hak dan kewajiban suami istri dalam biduk rumah tangga. Namun, ada satu hal yang membuat saya tertarik dan jadi serius mendengarkan pada saat beliau berkata soal mahar. Bukan Mahar salah satu tokoh bocah di film Laskar Pelangi lho? Ini mahar yang menjadi syarat nikah yang biasa juga kita sebut ‘mas kawin’. Ustad itu mengatakan bahwa mahar wanita Indonesia paling murah di bandingkan negara lain. Bodoh apa sholihah ya wanitanya?Mengapa begitu?

Perkataan ustad ini otomatis membuat semua jamaah terperangah. Bukannya itu lebih baik? Mahar yang kecil nominalnya atau murah berarti tidak membebankan para lelaki yang ingin menikahi.

Beliau membandingkan mahar di Indonesia dengan di Mesir. Di negara Mesir sudah menjadi tradisi bahwa mahar untuk seorang wanita itu sangat besar nominalnya. Mereka tidak hanya meminta perhiasan tetapi juga rumah lengkap dengan isi perabotannya dan juga kendaraan.Maka, tidaklah heran banyak yang menjadi ‘bujang lapuk’ karena belum sanggup membayar mahar. Kebanyakan para pria menikah setelah menghabiskan waktu  belasan bahkan ada yang dua puluh tahun bekerja untuk mengumpulkan mahar.

Jadi, jika di hitung dari lulus sarjana, sekitar usia 21-an maka laki-laki di sana baru bisa menikah setelah usia 35-40 tahun. Di usia itu laki-laki sudah mapan dengan kedudukan karirnya. Rumah, kendaraan dan deposito sudah lumayan banyak. Cukup untuk ‘menebus’ wanita untuk diperistri.

Maka dari itu, di Mesir hampir tidak ada yang namanya ta’adud atau poligami. Karena untuk menikah satu kali saja ia harus bekerja keras dan butuh waktu lama untuk mengumpulkan mahar. Mungkin itu satu keuntungan dari para wanita di sana. Tidak resah untuk di poligami. Walau sebenarnya poligami di Al Quran dibolehkan, namun tetap dengan "syarat dan ketentuan berlaku". Coba bayangkan, jika ada yang ingin menikah lagi, ia butuh waktu berapa lama lagi untuk mengumpulkan uang sementara usia terus merangkak. Siapa yang mau sama kakek-kakek?

Coba bandingkan di negara kita. Sering kita dengar mahar hanya  berupa seperangkat alat sholat dan sebuah Al Qur’an. Waw, murah sekali ya?  Al Qur’an dan seperangkat alat sholat mungkin sekitar seratus ribu saja sudah cukup. Makanya banyak yang gampang sekali kawin lagi, kawin lagi, dan kawin lagi. Dan poligami dimana-mana. Murah sih.Hehehe!


Saya jadi teringat tentang kawin kontrak yang sering terjadi daerah puncak sana. Dan pelakunya adalah para pria Arab dengan gadis-gadis pribumi. Mereka tidak ingin terlibat zina (menurut mereka) sehingga mudah sekali kawin lagi dengan mahar yang murah. Kalau di negaranya mungkin akan susah karena mahar yang mahal. Hehehe! Mungkin lho…

Sebenarnya mahar itu apa sih? Kalau setahu saya sih mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon istrinya untuk  dimiliki sebagai penghalal hubungan. Mahar menjadi hak penuh sang istri, sehingga bentuk dan nilai mahar pun ditentukan oleh kehendak calon istri. Bisa berbentuk uang, barang atau jasa.

Mahar juga pada hakikatnya dinilai dengan uang. Mahar merupakan harta. Itulah sebabnya dahulu di zaman Rasulullah, seseorang boleh menikahi  budak bila tidak mampu memberi mahar yang diminta oleh wanita merdeka. Ada juga yang hanya setoran hafalan Qur’an nya saja dan cincin dari besi saja untuk mahar. Tetapi karena si pria memang tidak punya apa-apa untuk dijadikan mahar. Alias si pria bokek bangettt.

Mahar itu merupakan nafkah awal yang diberikan suami kepada istri. Jadi, ya wajar saja jika wanita meminta mahar dengan nominal yang besar bisa dalam bentuk emas, rumah atau kendaraan sekalipun. Yang tidak wajar menurut saya adalah jika si suami mempunyai kemampuan untuk memberikan mahar dengan nominal yang lebih tinggi namun hanya memberikan mahar berupa  seperangkat alat sholat dan sebuah Al Quran yang harganya murah. Dan wanitanya nggih saja. Manut wae.

Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa mahar yang murah itu lebih baik.

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar
barakahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad 6/145)
 

Namun hadits ini perlu dipahami dalam konteks wanita di masa itu yang sama sekali tidak mau ‘bergeming’ dari tarif mahar yang diajukannya.  Sedangkan untuk konteks kita di Indonesia, di mana kebiasaan kita memberi mahar berupa mushaf Al-Quran dan seperangkat alat shalat yang sangat murah, tentu perlu dipahami lagi secara lebih luas.

Namun kembali lagi ke para wanitanya saja. Kebanyakan para muslimah di sini sepertinya kurang memahami dengan cermat apa dan untuk apa mahar itu sebenarnya. Tidak tahu alias bodoh atau memang tak ingin tahu? Yang penting nikah sukses, senang dan tamu undangan datang semua. Dan yang lebih ajaib lagi mahar hanya dijadikan simbol saja. Seperangkat alat sholat yang berupa mukena, sajadah dan AlQur’an itu hanya menjadi simbol pernikahan. Simbol tanpa arti apapun. Yang penting pas sesi foto-foto keren deh seserahan maharnya. Halaah!Terkadang hanya menjadi pajangan di lemari.Haduuuh! (Ustad berkata seperti ini sambil tepok  jidat)

Ya, kalau saya sih berhusnudzon saja bahwa para muslimah yang dengan ikhlas menerima mahar dengan nilai nominal yang rendah itu karena kesholihan mereka yang tidak ingin memberatkan sang calon suami. Bukan karena tak paham nilai yang terkandung dalam sebuah mahar. Jadi kalau ada anggapan bahwa  muslimah di Indonesia ini bodoh tidak benar (mungkin), melainkan muslimah di Indonesia sholihah semuanya. Rela dengan ikhlas menerima mahar dengan nominal rendah walaupun sang calon suami mampu memberikan lebih. Hehehe! 

# Jadi berpikir, besok kalau saya nikah minta mahar berapa ya? :P







1 komentar:

Anonim 22 Februari 2013 pukul 18.24

bayti bekasinya mana?menikahlah dg ku,insya Allah saya tanggung jawab lahir bathin...usiaku 31th pekerjaan salah satu bank swasta

Posting Komentar

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta