Assalamu'alaykum...

Jika tidak ada manfaat yang bisa diambil, semoga tidak ada mudharat yang diperoleh ketika anda "nyasar" ke sini. Salam santun penuh cinta

Selasa, 08 Mei 2012 - 0 komentar

Maksiat, Daya Ingat dan Hafalan Qur'an

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Dalam sehari mungkin kita lupa menghitung berapa banyak melakukan maksiat. Maksiat yang sadar atau tanpa sadar dilakukan terus saja berulang. Anehnya, hati tak jua kunjung sadar. Hari demi hari hingga detik yang berlalu seakan tak pernah absen terkontaminasi dengan maksiat. Mungkin pemahaman akan definisi dari 'maksiat' yang seiring waktu berubah.

Sebagian besar orang menafsirkan maksiat adalah perbuatan dosa besar - zina, membunuh, mabuk- padahal maksiat bukan itu saja, menggunjing saudara sendiri (ghibah) juga termasuk maksiat. Apalagi di era serba digital seperti ini, kemungkinan untuk melihat gambar porno semakin mudah. Itu juga termasuk maksiat. Dunia maya yang saat ini menjadi konsumsi sehari-hari juga menjadi pintu untuk melakukan maksiat. Jejaring sosial yang semakin mewabah menjadi ajang ghibah.  Dan siapa yang berghibah itu seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Naudzubillah...

Maksiat merupakan perbuatan yang melanggar perintah Allah, dan yang jelas disebut sebagai perbuatan dosa. Siapapun yang melakukan maksiat akan mendapat ganjarannya. Allah telah menetapkan bahwa setiap perbuatan yang manusia lakukan, baik sebesar zarrahpun akan ada balasannya, baik atau buruk.

Lalu apa korelasi antara maksiat dan daya ingat?

Secara etimologi daya ingat berasal dari kata daya yaitu kemampuan melakukan sesuatu, dan ingat yaitu berada dalam pikiran, tidak lupa, timbul kembali di pikiran.  Dan menurut seorang pakar yang bernama Dr. Suroso, memori atau ingatan adalah perasaan untuk mengungkapkan kembali sesuatu yang kita alami atau sesuatu yang pernah kita tangkap dengan panca indera.

Daya ingat menjadi menurun karena maksiat. Salah satu akibat dari maksiat adalah dapat menggelapkan hati manusia. Cahaya hati akan padam jika kita terus saja melakukan maksiat. Seperti yang tercantum dalam Firman Allah :

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14)

Dengan gelapnya hati, membuat kita tidak bisa berpikir jernih, kehilangan konsentrasi dan fokus. Daya ingat yang menurun karena susahnya konsentrasi membuat terhalangnya dari ilmu yang Haq. Maksiat membuat sulitnya menerima ilmu-ilmu Allah.  Menghafal Qur'an menjadi hal tersulit dilakukan. Padahal setiap orang dikaruniakan otak yang luar biasa.

Tatkala Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu belajar kepada Al-Imam Malik rahimahullahu, Al-Imam Malik terkagum-kagum dengan kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman Asy-Syafi’i. Al-Imam Malik pun berpesan pada murid ini “Aku memandang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memasukkan cahaya ilmu di hatimu, maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.”

Jika ingin mudah konsentrasi dan fokus untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk menghafal Al Qur'an maka hindarilah maksiat.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Entri Populer

Salam cinta

Salam cinta